TUGAS SEJARAH EROPA
ZAMAN ABAD GELAP
DISUSUN
OLEH :
Dika
Restu Ayuningtyas (3111412005)
Septian Adi Chandra (3111412006)
Ribut Tulus Rahayu (3111412010)
Laily
Iffan Nadhiva (3111412013)
Retno
Yuni Dewanti (3111412018)
ROMBEL
ILMU SEJARAH
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
ZAMAN ABAD
GELAP
A.
Latar Belakang lahirnya Zaman
Kegelapan (Dark age)
Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang
dimulai dari zaman paleolithikum ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah
eropa dibagi menjadi 3 periode, yaitu, Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan
Eropa modern. Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada
masa abad kegelapan. Abad
pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai
sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada
abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional, dimulainya penjelajahan
samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya
renaissance pada tahun 1517.
Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Kegelapan Eropa
atau The Dark Ages lebih disebabkan karena lupa diri atas kemajuan
yang dicapai oleh bangsa Yunani dan Romawi sebelumnya. Kekayaan yang berlimpah
menyebabkan para pemimpin Eropa itu sibuk dengan kehidupan glamour dan
kemewahan. Akibatnya kerajaan tidak terurus, kesejahteraan masyarakat tidak
lagi diperhatikan oleh para penguasa Eropa pada saat itu. Akibatnya banyak
terjadi pergolakan di sana-sini. Orang-orang Barbar, yang sejak dulu telah lama
mengincar Kejayaan Romawi sebagai penguasa Eropa pada saat itu, seolah
mempunyai kesempatan emas untuk mengambil alih kekuasaan. Romawi yang telah
lama menjadi negeri super power itu akhirnya runtuh. Kaisar terakhir, Romulus
Augustus, diturunkan oleh pemimpin suku Jerman bernama Odoacer pada tahun 476
M. Sejak saat itu kegelapan mulai menyelimuti bumi Eropa. Meski masih ada kerajaan
Romawi yang masih berdiri di Timur jauh, tepatnya di Byzantium.
Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan.
B.
Zaman Abad Gelap
Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman
masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan kemunduran ilmu pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung
selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan
berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi. Gelap juga
dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa, Keadaan
ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat
berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta
juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk
menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum
cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan
dikawal ketat. Pemikiran merekapun ditolak, dan timbul ancaman dari gereja,
yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja
akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh.
Dengan demikian, kerangka berpikir
yang dominan pada abad pertengahan dan tekanan kuat para elit gereja yang
menganggap dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia dan telah
menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan serta
menganggap kegiatan ilmiah sebagai campurtangan setan, kemudian faktor-faktor
lain yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi latar belakang munculnya
Renaisans yang telah melahirkan teriakan protes terhadap kondisi yang dominan
pada abad pertengahan.
Pada zaman kegelapan ini, keadaan dan kehidupan bangsa Eropa sangat
memprihatinkan. Kemiskinan dan kemelaratan begitu luar biasa terjadi di Eropa,
saat itu yang terjadi di sana adalah hukum rimba, siapa yang kuat dia yang akan
berkuasa dan berbuat semaunya. Bahkan William Manchester pernah mengatakan,
“Eropa sebelum Renaissance adalah rangkaian peperangan yang tiada
putus-putusnya, korupsi, tiada huku, obesesi terhadap mitos-mitos aneh dan
kebodohan yang terkatakan telah begitu melekat di Eropa.” Di saat Zaman Kegelapan, segala
keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di
parlemen seperti ketika zaman Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil
oleh majelis dewan Gereja. Tidak
setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak
mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli agama.
Lenyapnya berbagai kemajuan klasik membuat orang jadi terbelakang. Bahkan
para raja dan bangsawan tidak bisa baca dan tulis. Mereka benar-benar orang
yang tidak berilmu dan berpendidikan. Kecuali Charlemagne (742-814) pemimpin
besar Eropa yang tercerahkan pada saat itu. Selama kegelapan mencengkram Eropa,
ada beberapa pula pemimpin yang berusaha untuk bangkit, mereka adalah bangsa
Frank, Charlemagne, Alfred The Great penguasa Inggris dan juga Frederick II
yang berkuasa di Eropa sejak 1212.
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian
disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad
ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu
kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh
Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler
(1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.
C.
Kesusasteraan pada
Zaman Kegelapaan.
Pada dasarnya umat
Kristen tak memiliki pertautan apa pun dengan karya-karya klasik Yunani dan
Romawi yang politieistik dan mengandung gambaran yang tak senonoh tentang
kehidupan para dewa. St. Augustinus mengkhawatirkan kemungkinan timbulnya
pengaruh buruk dari karya-karya para penulis kafir itu. Kekhawatiran ini juga
di rasakan oleh umat Kristen pada umumnya. Umat Kristen barangkali boleh
menolak sastra kafir. Namun hal itu tak mungkin mereka lakukan tanpa juga
menolak retorika, filsafat dan ilmu pengetahuan yang pernah dihasilkan bahasa
Yunani dan Romawi. Para pemimpin gereja akhirnya juga mengambil alih
retorika lama, dan pengetahuan klasik menjadi bagian penting dari fondasi
peradaban Zaman Pertengahan.
Zaman
Kegelapan kata lain untuk menyebut Zaman Pertengahan. Ini periode zaman
para santo, dengan segala kepercayaan naïf tentang keajaiban mereka. Bentuk
khas kesusasteraan yang lazim pada periode ini adalah hagiograf , atau kisah-kisah para santo. Banyak
dari kisah-kisah semacam ini sebagian baik sebagian fiksi belaka, sebagian
panjang sebagian pendek yang telah disusun menjadi semcam antologi yang dikenal
sebagai Acta Sanctorum, atau Kisah Para Santo. Gregorius
Agung, Paus dari 590 hingga 604, adalah pemimpin gereja yang paling bersemangat
mendorong penulisan tentang kehidupan apra santo. Karyanya sendiri yang
berjudul Dialogoues, yang ditulis untuk menyenangkan umat
Kristen, penuh dengan berbagai ceritaq keajaiban untuk membenarkan ajaran
Kristen. Gregorius memang seorang pengkhotbah dan sekaligus penulis besar.
Empat puluh dari kumpulan khotbah-khobahnyaq, yakni Homillies, masih bertahan. Karya lain Gregorius,
yakni Magna Moralia, merupakan komentar atau catatan terhadap
Kitab Job. Karya ini menjadi fondasi teologi selama Zaman Pertengahan.
Tokoh Zaman
Pertengahan yang lain yang tidak boleh diabaikan adalah Boethius. Ia
lahir di Roma, dan berasal dari golongan aristocrat. Ia hidup di bawah Raja
Theodorik(†526), yang mendirikan kerajaan Ostrogoth di Italia. Boethius menaruh
minat besar terhadap pengetahuan klasik, baik Yunani maupun Romawi. Meskipun
Boethius banyak menulis nbuku-buku tentang aritmatika dan music, ia sebenarnya
lebih berminat pada karya-karya Plato dan Aristoteles, yang kemudian banyak ia
terjemahkan. Terjemahannya atas karya-karya Aristoteles seperti Categories dan De Interpretations berperan
penting dalam pengembangan kehidupan intelektual di Barat.
Selain Boethius,
tokoh lainnya lagi yang perlu diperhatikan adalah Cassiodorus (†583). Ia asli
orang Italia selatan. Seperti Boethius, ia sangat berpengaruh dalam
penyelenggaraan pendidikan pada zaman pertengahan. Ia mencoba mendirikan sebuah
sekolah teologi di Roma. Namun gagasan ini praktis sulit direalisasikan karena
peperangan yang destruktif dan berkepanjangan antara Justinianus dan
orang-orang Ostrogoth. Hal ini mendorongnya untuk untuk meninggalkan tanah
leluhurnya, dan kemudian mendirikan biara di Vivarium. Motivasi utamanya adalah
agar para biarawan benar-benar menjadi ahli kitab yang mampu menjelaskan
teks-teks suci dalam Injil.
D.
Ilmu Pengetahuan
dan Ilmu Kedokteran Pada Zaman Abad Gelap.
Selama Zaman
kegelapan pengetahuan ilmiah relative tidak mendapat tempat. Hal ini
merupakan konsekuensi logis dari merosotnya penyelidikan ilmiah Yunani
dan pupusnya institusi-institusi ilmiah Romawi. Orang tak lagi berminat
melakukan observasi secara ilmiah saeperti yang dilaukan Aristoteles. Karena
tidak tumbuhnya sikap kritis, ilmu kedokteran pada Zaman kegelapan praktis
tidak mengalami kemajuan. Ketika Kekaisaran Romawi mengalami disintegrasi,
pengetahuan kedokteran yang telah dikembangkan Hippocrates dan Galen
terabaikan. Hanya kadang-kadang saja cara yang lebih masuk akal digunakan. Di
Barat, pengetahuan kedokteran sangat tak berarti jika dibandingkan dengan
pengetahuan orang-orang Persia dan Yahudi pada masa kekhalifahan Ummayah dan
Abbasiyah, yang mengembangkan pengetahuan mereka langsung dari karya-karya
Galen. Sampai dengan abad XII, Eropa Kristen tak menjamah harta pengetahuan
klasik ini. Jelas kebudayaan Eroba barat pada periode ini teramat kecil
dibandingkan dengan kebudayaan Byzantium dan khususnya dunia Arab.
E.
St. Benedictus dan
Peraturannya.
Perbiaraan
Benedictus memainkan peran penting dalam proses transformasi kaum barbar
menjadi umat Kristen yang lebih beradab. St. Bene-dictus (480-557), lahir dekat
Spoleto, Italia tengah, dalam usia tujuh belas tahun pergi meninggalkan
orangtuanya. Ia memilih hidup seperti seorang pertapa, yang ia jalani di tengah
rimba Subiacco. Petuah-petuah sucinya tersiar luas. Akhirnya, pada tahun 528,
ia menarik diri dari pertapaannya di Subiacco untuk mendirikan biara di Monte
Cassino, yang terletak di tengah-tengah antara Roma dan Napoli.
St. Benedictus
menerapkan aturan tersendiri. Maksud diterapkannya aturan yang khusus ini
hanyalah untuk mengorganisasikan suatu biara tempat para biarawan hidup dengan
tata cara yang umum berlaku, melakukan pekerjaan dan kebaktian bersama.
Telah banyak pujian terhadap kontibusi Ordo St. Benedictus dalam bidang sosial,
ekonomi, dan intelektual. Namun, kontibusinya dalam aspek-aspek keagamaan boleh
dikatakan kurang mendapat perhatian. Memang benar bahwa para biarawan telah
membabat hutan, mengeringkan rawa-rawa, menanam pohon-pohon dan mengembakan
peternakan, serta meningkatkan kesuburan tanah dengan metode-metode pertanian
yang cermat.
F.
Konversi
orang-orang Barbar Jerman.
sepanjang Zaman Pertengahan terjadi banyak
konversi orang-orang barbar. Suku-suku Jerman yang terkenal penganut kuat kepercayaan
lama mereka satu demi satu pindah ke agama Kristen. Banyak suku-suku jerman
yang sudah menyatakan diri masuk Kristen abad IV seperti Visigoth, Ostrogoth,
Vandal, Burgundia, dan Lombardia.
Ø Konversi orang-orang Frank
sering berpindahnya seluruh warga warga suatu suku
ke agama Kristen adalah karena mengikuti raja atau kepala suku tersebut. Satu
contoh yang menarik adalah yang terjadi pada Clovis, Raja orang-orang Frank.
Karena mengalami tekanan berat selama peperangan dengan Alamanni pada 496, ia takut
akan mengalami kekalahan total. Isterinya, St. Clotilda, telah sering
membujuknya untuk menjadi seorang Kristen. Ia piker ia akan meraih kemenangan
jika menjadi seorang Kristen. Alemanni pun kalah dan Clotilda memohon St. Remi,
Uskup di Reims, untuk membaptis Clovis.
Ø Konversi orang-orang Anglo, Saxon, dan Jute.
suku-suku Jerman yang berdiam di Britania selama
abad V masih tetap kafir. Agama Katholik baru masuk ketika datang missi St.
Augustinus dari Centerbury pada 597.
Ø Konversi orang-orang Northumbria.
kaum barbar sangat terkesan akan kepastian ajaran
Kristen. Mereka dibikin resah tentang tujuan akhir manusia, dan doktrin tentang
kebangkitan kembali. Hal ini dilukiskan dalam sebuah cerita dalam catata Bede
tentang konversi Raja Edwin dari Northumbria pada 627. Coifi, kepala urusan
agama sangat berhasrat akan adanya perubahan karena, menurutnya, ia tak
merasakan suatu kekayaan rohaniah dengan menyembah dewa-dewi lama.
Ø Konversi orang-orang Kelt.
Dibandingkan dengan
orang-orang Northumbria, orang-orang Kelt yang berada di Britania, Skotlandia,
Irlandia lebih dahulu masuk Kristen. Upaya pengkonversian pertama terhadap
mereka di lakukan oleh St. Patrick (†461). Ia lahir di Britania. Ketika
berusia enam belas tahun, ia ditangkap dan dijual sebagai budak di Irlandia. Ia
mampu meloloskan diri dari tuan-tuannya dan kemudian selama bertahun-tahun
tinggal di biara di Gaul Selatan. Pada 431 ia kembali ke Irlandia dan mulai
melakukan tugas-tugas missionarisnya. Selama tiga puluh tahun ia melakukan
perjalanan mengelilingi Irlandia mewartakan Injil. Atas segala keberhasilan
misinya itulah kemudian ia dianggap sebagai santo Irlandia.
Ø Konversi orang-orang Slav.
kristenisasi orang-orang Slav baru terjadi pada abad
pertengahan abad IX. Missionaries-missionaris awal antara lain adalah St.
Cyril (†869) St. Methodius (†885), dua bersaudara dari Thessalonika,
Yunani. Kedua missionaries itu memang sengaja diundang oleh penguasa Moravia
untuk menyebarkan ajaran Kristen di kalangan orang-orang Slav. Dengan fasih
mereka mewartakan Injil dalam bahasa Slav, yang adalah bahasa Yunani yang telah
diadaptasikan ke dalam bahasa Slav asli. Eropa telah menjadi
wilayah Kristen, kecuali bebeaoa daerah suku terbelakang di sekitar Laut
Baltik. Suku-suku seperti Finn dan Lithuania selama beberapa abad kemudian
tetap bertahan dengan paganisme mereka. Proses konversi semua suku bangsa yang
terbentang dari pulau-pulau di lepas pantai Skotlandia hingga daratan luas di
Rusia adalah merupakan suatu bab tersendiri dalam sejarah. Gereja yang praktis
telah merambah semua suku bangsa di Eropa menjadi lembaga yang sangat berperan
dalam pembentukan corak kehidupan manusia. Melalui doktrin-doktrinnya tentang
kehidupan dan segala permasalahannya, Gereja benar-benar menjadi lembaga
sentral yang menentukan bentuk peradaban Eropa. Karya para missionaries,
biarawan, dan pejabat gereja mendapat tempat yang penting dalam sejarah
peradaban.
G.
Kesimpulan
Zaman pertengahan ialah zaman dimana
Filsafat Abad Pertengahan dicirikan dengan adanya hubungan erat antara agama Kristen
dan filsafat. Abad pertengahan memiliki sebutan
lain misalnya abad kegelapan, yang semuanya menggambarkan corak pemikiran
filsafat dan keilmuan yang dibentuk sesuai dengan perkembangan peradaban
Kristen.
Abad ini
ditandai dengan keruntuhan budaya Romawi dan upaya untuk kembali membangun
peradaban berdasarkan ajaran filsafat Yunani dan ajaran agama Kristen.
Perkembangan ilmu dan filsafat berlangsung di gereja-gereja pada awalnya, untuk
kemudian mengalami perpecahan dikarenakan domininasi kuat agama terhadap
berbagai aspek kehidupan.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan filsafat berlangsung dengan lambat tetapi pasti sejalan
dengan kontak budaya dengan budaya Islam dan semangat untuk kembali pada
kejayaan peradaban Yunani. Masa ini berakhir dengan pemisahan kekuasaan dan
pemikiran antara ajaran agama yang bertahan di gereja dan perkembangan keilmuan
yang mendapat tempat di lembaga sekolah.
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian
disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad
ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu
kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh
Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler
(1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.