Kajian Peninggalan Sejarah 1 at Bali

Kajian Peninggalan Sejarah 1 at Bali

Minggu, 14 Juli 2013

zaman abad gelap

TUGAS SEJARAH EROPA
ZAMAN ABAD GELAP

DISUSUN OLEH :
Dika Restu Ayuningtyas                     (3111412005)
Septian Adi Chandra                          (3111412006)
Ribut Tulus Rahayu                            (3111412010)
Laily Iffan Nadhiva                            (3111412013)
Retno Yuni Dewanti                           (3111412018)

ROMBEL ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

ZAMAN ABAD GELAP

A.    Latar Belakang lahirnya Zaman Kegelapan (Dark age)

Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari zaman paleolithikum ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah eropa dibagi menjadi 3 periode, yaitu, Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada masa abad kegelapan. Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional, dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517.
            Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Kegelapan Eropa atau The Dark Ages lebih disebabkan karena lupa diri atas kemajuan yang dicapai oleh bangsa Yunani dan Romawi sebelumnya. Kekayaan yang berlimpah menyebabkan para pemimpin Eropa itu sibuk dengan kehidupan glamour dan kemewahan. Akibatnya kerajaan tidak terurus, kesejahteraan masyarakat tidak lagi diperhatikan oleh para penguasa Eropa pada saat itu. Akibatnya banyak terjadi pergolakan di sana-sini. Orang-orang Barbar, yang sejak dulu telah lama mengincar Kejayaan Romawi sebagai penguasa Eropa pada saat itu, seolah mempunyai kesempatan emas untuk mengambil alih kekuasaan. Romawi yang telah lama menjadi negeri super power itu akhirnya runtuh. Kaisar terakhir, Romulus Augustus, diturunkan oleh pemimpin suku Jerman bernama Odoacer pada tahun 476 M. Sejak saat itu kegelapan mulai menyelimuti bumi Eropa. Meski masih ada kerajaan Romawi yang masih berdiri di Timur jauh, tepatnya di Byzantium.

            Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.
Eropa dilanda
 Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan.
B.     Zaman Abad Gelap
Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan kemunduran ilmu pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi. Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa, Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran merekapun ditolak, dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh.
Dengan demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad pertengahan dan tekanan kuat para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia dan telah menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan serta menganggap kegiatan ilmiah sebagai campurtangan setan, kemudian faktor-faktor lain yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi latar belakang munculnya Renaisans yang telah melahirkan teriakan protes terhadap kondisi yang dominan pada abad pertengahan.
Pada zaman kegelapan ini, keadaan dan kehidupan bangsa Eropa sangat memprihatinkan. Kemiskinan dan kemelaratan begitu luar biasa terjadi di Eropa, saat itu yang terjadi di sana adalah hukum rimba, siapa yang kuat dia yang akan berkuasa dan berbuat semaunya. Bahkan William Manchester pernah mengatakan, “Eropa sebelum Renaissance adalah rangkaian peperangan yang tiada putus-putusnya, korupsi, tiada huku, obesesi terhadap mitos-mitos aneh dan kebodohan yang terkatakan telah begitu melekat di Eropa.” Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli agama.
Lenyapnya berbagai kemajuan klasik membuat orang jadi terbelakang. Bahkan para raja dan bangsawan tidak bisa baca dan tulis. Mereka benar-benar orang yang tidak berilmu dan berpendidikan. Kecuali Charlemagne (742-814) pemimpin besar Eropa yang tercerahkan pada saat itu. Selama kegelapan mencengkram Eropa, ada beberapa pula pemimpin yang berusaha untuk bangkit, mereka adalah bangsa Frank, Charlemagne, Alfred The Great penguasa Inggris dan juga Frederick II yang berkuasa di Eropa sejak 1212.
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.

C.     Kesusasteraan pada Zaman Kegelapaan.

Pada dasarnya umat Kristen tak memiliki pertautan apa pun dengan karya-karya klasik Yunani dan Romawi yang politieistik dan mengandung gambaran yang tak senonoh tentang kehidupan para dewa.  St. Augustinus mengkhawatirkan kemungkinan timbulnya pengaruh buruk dari karya-karya para penulis kafir itu. Kekhawatiran ini juga di rasakan oleh umat Kristen pada umumnya. Umat Kristen barangkali boleh menolak sastra kafir. Namun hal itu tak mungkin  mereka lakukan tanpa juga menolak retorika, filsafat dan ilmu pengetahuan yang pernah dihasilkan bahasa Yunani dan Romawi. Para pemimpin gereja akhirnya  juga mengambil alih retorika lama, dan pengetahuan klasik menjadi bagian penting dari fondasi peradaban Zaman Pertengahan.

Zaman Kegelapan  kata lain untuk menyebut Zaman Pertengahan. Ini periode zaman para santo, dengan segala kepercayaan naïf tentang keajaiban mereka. Bentuk khas kesusasteraan yang lazim pada periode ini adalah hagiograf , atau kisah-kisah para santo. Banyak dari kisah-kisah semacam ini sebagian baik sebagian fiksi belaka, sebagian panjang sebagian pendek yang telah disusun menjadi semcam antologi yang dikenal sebagai Acta Sanctorum, atau Kisah Para Santo. Gregorius Agung, Paus dari 590 hingga 604, adalah pemimpin gereja yang paling bersemangat mendorong penulisan tentang kehidupan apra santo. Karyanya sendiri yang berjudul Dialogoues, yang ditulis untuk menyenangkan umat Kristen, penuh dengan berbagai ceritaq keajaiban untuk membenarkan ajaran Kristen. Gregorius memang seorang pengkhotbah dan sekaligus penulis besar. Empat puluh dari kumpulan khotbah-khobahnyaq, yakni Homillies, masih bertahan. Karya lain Gregorius, yakni Magna Moralia, merupakan komentar atau catatan terhadap Kitab Job. Karya ini menjadi fondasi teologi selama Zaman Pertengahan.

Tokoh  Zaman Pertengahan yang lain yang tidak boleh diabaikan adalah Boethius.  Ia lahir di Roma, dan berasal dari golongan aristocrat. Ia hidup di bawah Raja Theodorik(†526), yang mendirikan kerajaan Ostrogoth di Italia. Boethius menaruh minat besar terhadap pengetahuan klasik, baik Yunani maupun Romawi. Meskipun Boethius banyak menulis nbuku-buku tentang aritmatika dan music, ia sebenarnya lebih berminat pada karya-karya Plato dan Aristoteles, yang kemudian banyak ia terjemahkan. Terjemahannya atas karya-karya Aristoteles seperti Categories dan De Interpretations berperan penting dalam pengembangan kehidupan intelektual di Barat.
Selain Boethius, tokoh lainnya lagi yang perlu diperhatikan adalah Cassiodorus (†583). Ia asli orang Italia selatan. Seperti Boethius, ia sangat berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan pada zaman pertengahan. Ia mencoba mendirikan sebuah sekolah teologi di Roma. Namun gagasan ini praktis sulit direalisasikan karena peperangan yang destruktif dan berkepanjangan antara Justinianus dan orang-orang Ostrogoth. Hal ini mendorongnya untuk untuk meninggalkan tanah leluhurnya, dan kemudian mendirikan biara di Vivarium. Motivasi utamanya adalah agar para biarawan benar-benar menjadi ahli kitab yang mampu menjelaskan teks-teks suci dalam Injil.

D.    Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Kedokteran Pada Zaman Abad Gelap.

Selama Zaman kegelapan pengetahuan ilmiah relative tidak mendapat tempat. Hal ini merupakan  konsekuensi logis dari merosotnya penyelidikan ilmiah Yunani dan pupusnya institusi-institusi ilmiah Romawi. Orang tak lagi berminat melakukan observasi secara ilmiah saeperti yang dilaukan Aristoteles. Karena tidak tumbuhnya sikap kritis, ilmu kedokteran pada Zaman kegelapan praktis tidak mengalami kemajuan. Ketika Kekaisaran Romawi mengalami disintegrasi, pengetahuan kedokteran yang telah dikembangkan Hippocrates dan Galen terabaikan. Hanya kadang-kadang saja cara yang lebih masuk akal digunakan. Di Barat, pengetahuan kedokteran sangat tak berarti jika dibandingkan dengan pengetahuan orang-orang Persia dan Yahudi pada masa kekhalifahan Ummayah dan Abbasiyah, yang mengembangkan pengetahuan mereka langsung dari karya-karya Galen. Sampai dengan abad XII, Eropa Kristen tak menjamah harta pengetahuan klasik ini. Jelas kebudayaan Eroba barat pada periode ini teramat kecil dibandingkan dengan kebudayaan Byzantium dan khususnya dunia Arab.

E.     St. Benedictus dan Peraturannya.

Perbiaraan Benedictus memainkan peran penting dalam proses transformasi kaum barbar menjadi umat Kristen yang lebih beradab. St. Bene-dictus (480-557), lahir dekat Spoleto, Italia tengah, dalam usia tujuh belas tahun pergi meninggalkan orangtuanya. Ia memilih hidup seperti seorang pertapa, yang ia jalani di tengah rimba Subiacco. Petuah-petuah sucinya tersiar luas. Akhirnya, pada tahun 528, ia menarik diri dari pertapaannya di Subiacco untuk mendirikan biara di Monte Cassino, yang terletak  di tengah-tengah antara Roma dan Napoli.
St. Benedictus  menerapkan aturan tersendiri. Maksud diterapkannya aturan yang khusus ini hanyalah untuk mengorganisasikan suatu biara tempat para biarawan hidup dengan tata cara yang umum  berlaku, melakukan pekerjaan dan kebaktian bersama. Telah banyak pujian terhadap kontibusi Ordo St. Benedictus dalam bidang sosial, ekonomi, dan intelektual. Namun, kontibusinya dalam aspek-aspek keagamaan boleh dikatakan kurang mendapat perhatian. Memang benar bahwa para biarawan telah membabat hutan, mengeringkan rawa-rawa, menanam pohon-pohon dan mengembakan peternakan, serta meningkatkan kesuburan tanah dengan metode-metode pertanian yang cermat.


F.      Konversi orang-orang Barbar Jerman.
sepanjang Zaman Pertengahan terjadi banyak  konversi orang-orang barbar. Suku-suku Jerman yang terkenal penganut kuat kepercayaan lama mereka satu demi satu pindah ke agama Kristen. Banyak suku-suku jerman yang sudah menyatakan diri masuk Kristen abad IV seperti Visigoth, Ostrogoth, Vandal, Burgundia, dan Lombardia.
Ø  Konversi orang-orang Frank
sering berpindahnya seluruh warga warga suatu suku ke agama Kristen adalah karena mengikuti raja atau kepala suku tersebut. Satu contoh yang menarik adalah yang terjadi pada Clovis, Raja orang-orang Frank. Karena mengalami tekanan berat selama peperangan dengan Alamanni pada 496, ia takut akan mengalami kekalahan total. Isterinya, St. Clotilda, telah sering membujuknya untuk menjadi seorang Kristen. Ia piker ia akan meraih kemenangan jika menjadi seorang Kristen. Alemanni pun kalah dan Clotilda memohon St. Remi, Uskup di Reims, untuk membaptis Clovis.
Ø  Konversi orang-orang Anglo, Saxon, dan Jute.
suku-suku Jerman yang berdiam di Britania selama abad V masih tetap kafir. Agama Katholik baru masuk ketika datang missi St. Augustinus dari Centerbury pada 597.

Ø  Konversi orang-orang Northumbria.
kaum barbar sangat terkesan akan kepastian ajaran Kristen. Mereka dibikin resah tentang tujuan akhir manusia, dan doktrin tentang kebangkitan kembali. Hal ini dilukiskan dalam sebuah cerita dalam catata Bede tentang konversi Raja Edwin dari Northumbria pada 627. Coifi, kepala urusan agama sangat berhasrat akan adanya perubahan karena, menurutnya, ia tak merasakan suatu kekayaan rohaniah dengan menyembah dewa-dewi lama.
Ø  Konversi orang-orang Kelt.
Dibandingkan dengan orang-orang Northumbria, orang-orang Kelt yang berada di Britania, Skotlandia, Irlandia lebih dahulu masuk Kristen. Upaya pengkonversian pertama terhadap mereka di lakukan oleh St. Patrick (†461).  Ia lahir di Britania. Ketika berusia enam belas tahun, ia ditangkap dan dijual sebagai budak di Irlandia. Ia mampu meloloskan diri dari tuan-tuannya dan kemudian selama bertahun-tahun tinggal di biara di Gaul Selatan. Pada 431 ia kembali ke Irlandia dan mulai melakukan tugas-tugas missionarisnya. Selama tiga puluh tahun ia melakukan perjalanan mengelilingi Irlandia mewartakan Injil. Atas segala keberhasilan misinya itulah kemudian ia dianggap sebagai santo Irlandia.
Ø  Konversi orang-orang Slav.
kristenisasi orang-orang Slav baru terjadi pada abad pertengahan  abad IX. Missionaries-missionaris awal antara lain adalah St. Cyril (†869) St. Methodius (†885), dua bersaudara dari Thessalonika, Yunani. Kedua missionaries itu memang sengaja diundang oleh penguasa Moravia untuk menyebarkan ajaran Kristen di kalangan orang-orang Slav. Dengan fasih mereka mewartakan Injil dalam bahasa Slav, yang adalah bahasa Yunani yang telah diadaptasikan ke dalam bahasa Slav asli. Eropa telah menjadi wilayah Kristen, kecuali bebeaoa daerah suku terbelakang di sekitar Laut Baltik. Suku-suku seperti Finn dan Lithuania selama beberapa abad kemudian tetap bertahan dengan paganisme mereka. Proses konversi semua suku bangsa yang terbentang dari pulau-pulau di lepas pantai Skotlandia hingga daratan luas di Rusia adalah merupakan suatu bab tersendiri dalam sejarah. Gereja yang praktis telah merambah semua suku bangsa di Eropa menjadi lembaga yang sangat berperan dalam pembentukan corak kehidupan manusia. Melalui doktrin-doktrinnya tentang kehidupan dan segala permasalahannya, Gereja benar-benar menjadi lembaga sentral yang menentukan bentuk peradaban Eropa. Karya para missionaries, biarawan, dan pejabat gereja mendapat tempat yang penting dalam sejarah peradaban.
G.    Kesimpulan
Zaman pertengahan ialah zaman dimana Filsafat Abad Pertengahan dicirikan dengan adanya hubungan erat antara agama Kristen dan filsafat. Abad pertengahan memiliki sebutan lain misalnya abad kegelapan, yang semuanya menggambarkan corak pemikiran filsafat dan keilmuan yang dibentuk sesuai dengan perkembangan peradaban Kristen.
Abad ini ditandai dengan keruntuhan budaya Romawi dan upaya untuk kembali membangun peradaban berdasarkan ajaran filsafat Yunani dan ajaran agama Kristen. Perkembangan ilmu dan filsafat berlangsung di gereja-gereja pada awalnya, untuk kemudian mengalami perpecahan dikarenakan domininasi kuat agama terhadap berbagai aspek kehidupan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat berlangsung dengan lambat tetapi pasti sejalan dengan kontak budaya dengan budaya Islam dan semangat untuk kembali pada kejayaan peradaban Yunani. Masa ini berakhir dengan pemisahan kekuasaan dan pemikiran antara ajaran agama yang bertahan di gereja dan perkembangan keilmuan yang mendapat tempat di lembaga sekolah.
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.


Desa Adat Tenganan Pegringsingan Bali

Desa Tenganan merupakan salah satu desa, dari tiga desa Bali Aga, selain Desa Trunyan dan Desa Sembiran di Pulau Dewata Bali. Di kawasan ini, terdapat 3 desa Tenganan antara lain desa Tenganan Pegeringsingan, desa Tenganan Dauh Tukad, dan desa Tenganan Dangin Tukad. Desa Tenganan Pegringsingan inilah, yang merupakan fokus penelitian kajian, dari serangkaian kegiatan Kajian Peninggalan Sejarah, Rombel Ilmu Sejarah, angkatan 2012, di Pulau Dewata Bali. Lokasi Desa Tenganan Pegeringsingan, terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, sekitar 17 km dari Kota Amlapura – ibukota kabupaten –, 5 km dari kawasan pariwisata Candi Dasa, dan sekitar 65 km dari Kota Denpasar.
Kata Tenganan berasal dari kata "tengah" atau "ngatengahang" yang memiliki arti "bergerak ke daerah yang lebih dalam". Kata tersebut berhubungan dengan pergerakan masyarakat desa dari daerah pinggir pantai ke daerah pemukiman di tengah perbukitan, yaitu Bukit Barat (Bukit Kauh) dan Bukit Timur (Bukit Kangin).
Pola kehidupan masyarakat Desa Tenganan  Pegringsingan mencerminkan kebudayaan dan adat istiadat desa Bali Aga ( pra Hindu ) yang berbeda dari desa-desa lain di Bali. Bali Aga adalah desa yang masih mempertahankan pola hidup yang tata masyarakatnya mengacu pada aturan tradisional adat yang diwariskan nenek moyang mereka. Masyarakat Bali Aga di anggap sebagai sebuah masyarakat yang telah mendiami Pulau Bali sebelum datangnya gelombang migrasi dari Pulau Jawa dan sebuah masyarakat yang tidak terpengaruh oleh Kerajaan Majapahit.
Desa Tenganan Pegringsingan adalah sebuah desa di Bali yang masih sangat asri dan tidak terlalu tersentuh oleh zaman. Walaupun sekarang sudah zaman modern, dimana setiap rumah bergaya eropa dan penduduk mulai melupakan budayannya, di Desa Tenganan kita masih dapat melihat kehidupan masyarakat pada zaman dahulu yang hidup dengan sederhana dan memanfaatkan alam dengan baik.
Desa Tenganan Pegringsingan memiliki aturan desa (awig-awig) yang harus dipatuhi oleh seluruh warga desanya. karena apabila dilanggar maka warga tersebut tidak diperbolehkan menjadi krama ( warga ) desa, artinya bahwa ia harus keluar dari Desa Tenganan.
Sebagai desa Bali Aga, Tenganan menyimpan banyak tradisi unik yang menarik untuk di teliti dan dipelajari. Keunikan tersebut diantaranya mengenai kekuasaan desa adat atas tanah atau yang disebut hak pertuanan desa. Tanah-tanah desa dikuasai sepenuhnya oleh desa adat untuk dimanfaatkan bagi kepentingan desa dan warganya. Setiap warga tidak boleh menjualnya kepada orang luar desa Tenganan.
Keunikan lain yang terdapat di desa Tenganan adalah bentuk perumahannya yang dikenal dengan nama perumahan karang. Setiap rumah warganya sejajar ke arah utara selatan dan semuanya menghadap ke jalan utama desa (awangan). Ada tiga awangan di desa ini. Ada awangan barat, awangan tengah dan awangan timur.
Selain itu, desa Tenganan memiliki atraksi budaya yang sering digelar saat upacara adat seperti upacara Mulan Saat Usaba Kasa yaitu pertunjukkan musik tradisional selonding sejenis orkestra, Upacara Mulan Daha yaitu pertunjukkan di mana para muda-mudi desa Tenganan menampilkan busana kain geringsing, dan upacara yang paling terkenal adalah Mekare-kare atau yang lebih di kenal dengan upacara Perang Pandan. Upacara Perang Pandan  yaitu pertunjukkan yang menampilkan dua lelaki yang sedang berperang dengan memakai kostum/kain adat tenganan, bertelanjang dada bersenjatakan seikat daun pandan berduri dan perisai untuk melindungi diri. 
Mekare-kare atau perang pandan dilakukan warga Tenganan pada setiap tahunnya sebagai cara untuk menunjukkan seorang pemuda yang telah dewasa. Mereka berperang dengan menggunakan pandan berduri yang dipukulkan kepada lawannya. Setiap peserta hanya mengenakan sarung (kamen) tanpa memakai baju.
Kekhasan lain dari Tenganan adalah kain geringsing yang hanya diproduksi di Tenganan. Kain geringsing dibuat dari bahan kapas Bali yang dipintal sendiri oleh warga setempat. Setelah menjadi benang, bahan tersebut kemudian di-bebet menurut motifnya. Untuk bahan pewarnaannya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dicelupkan/direndam sekitar satu bulan.Warga setempat menggunakan kain geringsing untuk keperluan upacara tradisional.  Motif kain geringsing terdiri dari 3 warna yaitu merah (mencerminkan Dewa Brahma), warna putih (mencerminkan Dewa Wisnu), dan warna hitam (mencerminkan Dewa Siwa). Selain kain geringsing, kerajinan khas desa Tenganan adalah anyaman yang terbuat dari pohon ate dan kerajinan lontar yang berbentuk kalender Bali dan cerita Ramayana. 

Desa Tenganan Pegringsingan ini dapat bertahan dari arus perubahan jaman yang sangat cepat dari teknologi dan modernisasi. Walaupun sarana dan prasarana seperti listrik, alat komunikasi, kendaraan bermotor dll masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya yang tetap eksotik. Hal Ini dikarenakan Masyarakat Tenganan mempunyai peraturan adat desa yang sangat kuat, yang mereka sebut dengan awig-awig yang sudah mereka tulis sejak abad 11 dan sudah diperbaharui pada Tahun 1842.
Desa Tenganan tetap saja berdiri kokoh tidak peduli dengan perubahan jaman dengan tetap bertahan dengan tiga balai desanya dan rumah adat yang berderet yang sama persis satu dengan lainnya. Dan tidak hanya itu didesa ini keturunan juga dipertahankan dengan perkawinan antar sesama warga desa, Oleh karena itu Desa Tenganan tetap tradisional dan eksotik, walaupun Masyarakat Tenganan menerima masukan dari dunia luar tetapi tetap saja tidak akan cepat berubah, karena peraturan desa adat atau awig-awig mempunyai peranan yang sangat penting terhadap masyarakat Desa Tenganan. Pada saat ini kita dapat menyaksikan dan melihat aktivitas, tingkah laku warga  dan adat budaya tradisional mereka yang amat kental. Maka pantaslah jika mereka disebut dengan sebutan Bali Aga (bali Asli).

Sumber: KPS Sejarah 1 Universitas Negeri Semarang Jurusan Sejarah Prodi Ilmu Sejarah 2012.

Kamis, 27 Juni 2013

Hubungan Sejarah Dengan Ilmu Sosial Lainnya


A.    Sejarah dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan aspek-aspek dinamis yang ada didalamnya, secara tidak langsung kita dapat menemukan bahwa objek kajian antara sosiologi dan sejarah tidak jauh berbeda, namun sejarah membatasinya dengan konsep ruang dan waktu. Sebagai sesama ilmu sosial yang kajiannya tidak jauh berbeda maka tidak sulit kita menemukan hubungan-hubungan keilmuan antara sejarah dan sosilogi
Pada beberapa dasawarsa terakhir ini banyak sekali hasil-hasil penelitian sosiologi berupa studi sosiologis yang memfokuskan studinya pada gejala-gejala sosial yang terjadi dimasa lampau(supardan, 2008:325), dengan memasukkan konsep ruang tadi maka dapat kita lihat bahwa kajian tersebut jelas menggunakan beberapa konsep dari sejarah untuk menjelaskan studi tersebut. Karya-karya seperti Pemberontakan Petani Kaya yang ditulis oleh Tilly, Perubahan Sosial Masa Revolusi Industri di Inggris Karya Smelzer, serta Asal Mula Sistem Totalitier dan Demokrasi karya Barrington Moore. Karya-karya tersebut sering disebut Sejarah Sosilogi.(Kartodirdjo dalam Supardan, 2008: 325)
Sejarawan juga terkadang melakukan pendekatan sosilogis dalam melakukan penlitian, bahkan pada bias dikatakan mulai terdapat kecendrungan penulisan sejarah, dari yang bersifat konvensioanl dan naratif kepada penulisan sejarah dengan kompleksitas tinggi, dimana sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya saling berketergantungan dalam melakukan sebuah pembahasan masalah
B.     Hubungan Sejarah Dengan Antropologi
Antropologi sebagai salah satu dari ilmu sosial memiliki kaitan dan sumbangan kepada ilmu sejarah begitu juga sebaliknya. Dalam penulisan sejarah, sejarawan tidak jarang menggunakan teori dan konsep ilmu sosial lain, termasuk antropologi. Sejarawan banyak meminjam konsep antropologi diantaranya ialah, simbol, sistem kepercayaan, folklore, tradisi besar, tradisi kecil, enkulturasi, inkulturasi, primitif, dan agraris. Sementara itu, sumbangan Ilmu sejarah terhadap antropologi adalah, sejarah sebagai kritik, permasalahan sejarah, dan pendekatan sejarah.
1.Sejarah sebagai kritik terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial
Dalam ilmu-ilmu sosial termasuk di dalamnya antropologi seringkali melakukan generalisasi terhadap suatu permasalahan sosial yang terkadang tidak bersifat universal. Karena secara kenyataan historis terdapat perbedaan di berbagai tempat.
2. Permasalahan sejarah bisa menjadi permasalahan ilmu-ilmu sosial
Hakikatnya, sejarah mempelajari mengenai tingkah laku manusia. Jadi, jelas berkaitan karena ilmu-ilmu sosial termasuk antropologi membahas manusia sebagai mahluk sosial budaya sudah pasti manusia tersebut memiliki masa lalunya sendiri. Disitulah titik temu antara kajian antropologi dengan ilmu sejarah. Dari titik temu tadi maka permasalahan sejarah yang berkaitan dengan ilmu sosial bisa juga dikaji oleh ilmu sosial yang bersangkutan.
3. Pendekatan ilmu sejarah bersifat diakronis
Jika ilmu sosial bersifat sinkronis maka ilmu sejarah bersifat diakronis. Hal tersebut jelas menambah sudut pandang baru dalam ilmu sosial. Dalam kajian antropologi pun bisa bersifat diakronis dalam memahami misalnya suatu kebudayaan pada saat ini.
          Antropologi dan Ilmu Sejarah sangat berkaitan satu sama lain. Antropologi menyumbangkan banyak teori untuk ilmu sejarah terutama pada konsep mengenai simbol, sistem kepercayaan, folklore, tradisi besar, tradisi kecil, enkulturasi, inkulturasi, primitif, dan agraris. Sementara itu, ilmu sejarah pun menyumbangkan kritiknya terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial, permasalahan sejarah yang juga bisa dikaji oleh ilmu sosial lain, dan diakronis. Jadi,Antropologi dan Ilmu Sejarah memiliki keterkaitan dan saling mendukung satu sama lain
C.    Hubungan Ilmu Politik Dan Sejarah
          Sejarah adalah riwayat hidup ummat manusia, Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari peradaban manusia, Melalui pelajaran ini segala ide- ide, kesuksesan dan peradaban manusia dikupas. Disini pula kita mengetahui kejadian- kejadian dahulu, gerak- gerik dan penyebab dimana memiliki timbal- baliknya pula. Disejarah juga terdapat pembahasan perkembangan ekonomi, sosial, agama, para cendekiawan, pergerakan artistik, perkembangannya dan juga membahas pertumbuhan dan kemunduran negara, organisasi dan sebab kegagalan mereka.

 Ilmu sejarah sangat dekat hubungannya dengan Ilmu politik:
          Professor Seely mengatakan: Sejarah tampa ilmu politik laksana pohon tampa buah, sedangkan ilmu politik tampa sejarah bagaikan pohon tampa akar, dapat disimpulkan keduanya sangat berhubungan dekat.Freeman mengemukakan histori atau sejarah adalah politik masa dahulu, sedangkan politik adalah sejarah dimasa kini.

          Beberapa fakta sejarah seperti yang dikatakan oleh Appadorai bahwa terdapat bagian dasar dari ilmu politik, dimana fakta- fakta sejarah memberikan kita materi mentah dari ilmu politik. Maka bagaimanakah kita mengolah mentah tersebut sehingga bermamfaat bagi kita.
Point- point diatas menberikan kita informasi tentang asal- usul barang- barang berharga dari ilmu sejarah, kemajuan dan kemunduran negara disertai segala problema yang terjadi dalam prinsip bernegara. Studi banding dari institusi dan politik yang baik pada masa lalu membantu kita untuk memahami permasalahan dimasa kini.Tiap- tiap masyarakat sudah pasti menghadapi suatu permasalahan, baik secara langsung dimana berakar dimasa dahulu kala, contohnya: kita memiliki warisan dari nenek moyang kita seperti: kastaisme, perkauman, dan sifat kedaerahan. Mempelajari ilmu sejarah dengan sendirinya akan membawa wawasan kita bahkan menolong kita dalam menyelesaikan fakta dasar dari permasalahan yang ada.

          Ilmu politik akan samar bila tidak disertai dengan sejarah, dimana sejarah juga akan terlihat pincang bila tidak diiringi dengan ilmu politik. Kedua ilmu tersebut memiliki suatu keterkaitan yang tidak mungkin dipisahkan. Lebih jelasnya setiap sejarah pasti diiringi dengan sang hero atau nama- nama pemikir terdahulu, dimana ilmu politik mengupas segala bidang perkembangan suatu negara, dimana hal ini dikategorikan sebagai sejarah.
D.    Sejarah dan Psikologi
          Salah satu ilmu yang membantu dalam pengkajian sejarah adalah Psikologi. Psi kologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat dan watak manusia. Hal ini kemudian digunakan oleh sejarawan untuk mengetahui kelakuan manusia pada masa silam. Dengan bantuan ahli psikologi maka dapat diungkap tentang sifat dan watak manusia masa lampau. Adapun arti psikologi dalam pengkajian sejarah terbagi menjadi dua yaitu psikologi dapat membantu dalam memahami kelakuan dan ciri khas suatu kelompok dengan lebih baik. Ilmu psikologi dapat membantu seorang sejarawan untuk menjelaskan kelakuan individu-individu pada masa silam. Pada bagian pertama digunakan istilah "sejarah mentalitas". Sedangkan bagian kedua disebut pengkajian sejarah yang berpsikologi.
E.    Hubungan Geografi dengan Ilmu Sejarah

Geografi dapat dipakai dalam membantu penelitian sejarah. Caranya dengan usaha menelaah kondisi geografis dari wilayah yang bersangkutan di masa lampau. Dengan menggunakan metode khusus dipelajari dengan seksama “the setting of human activities” dengan rincian tata kerja: melokalisasikan panggung sejarah tersebut, kemudian mempelajari sejauh mana kondisi lingkungan alam disitu telah mempengaruhi kegiatan manusia dalam menggerakkan jalanya sejarah (N. Daldjoeni, 1995: 4). Dengan demikian geografi memegang peranan penting dalam sejarah, karena sangat mempengaruhi jalanya sejarah. Hal  ini terkait dengan unsur sejarah yang berupa spasial atau tempat suatu peristiwa sejaraj terjadi. Ilmu sejarah sebagai suatu telaah manusia harus memperhitungkan unsur ruang selain waktu. Dengan mendalami pengetahuan geografi, sejarawan dapat mendalami latar belakang geografis dari sejarah.
Menurut William L Thomas (ed) (1970, 78) studi geografis atau penelaahan suatu wilayah mengutamakan mengapa suatu hal ada disitu, bukan sekedar dimana, dan bagaimana sampainya itu ke situ. Relasi antara geografi dan sejarah paling banyak digeluti oleh sarjana di Prancis. Disana studi regional selalu diartikan sebagai penelaahan terhadap tempat dan penghuninya. Adapun faktor-faktor geografis yang terpenting ada tiga yakni: posisi, iklim, dan morfologi bumi. Tiga hal itu tidaklah menentukan manusia manjadi “agent of change”. Suatu bentang alam (landscape) sebagaimana adanya sekarang, telah mengalami pengubahan terus menerus oleh kegiatan manusia di sepanjang masa.
Dengan menelaah suatu wilayah geografis dapat diketahui seluk beluk cara manusia dari abad ke abad telah memanfaatkan berbagi kesempatan yang ditawarkan oleh lingkungan geografis kepadanya. Lain daerah akan lain pula pernyataan budaya materiilnya. Demikian pula budaya rohaninya. Perbedaan itulah yang dapat disebut sebagai dokumen sejarah (adanya perubahan/ perkembangan). Suatu wilayah jadinya dapat bersaksi tentang timbul dan tenggelamnya suatu peradaban suatu masyarakat. Sejarawan sehubungan dengan itu diharapkan benar-benar mengerti peranan iklim serta sumber daya alam setempat didalam ia menlaah sejarah wilayah yang bersangkutan, atau didalam ia membatasi kegiatan manusianya. Menyebarkan agama Islam dari jazirah Arab ke lembah Nil, dan Eufrat-Tigris, serta pantai utara Afrika bertalian erat dengan boyongan bangsa-bangsa Arab serta budayanya  sebagai akibat dari proses dedikasi, yakni pengeringan gurun dan stepa-stepa di Timur Tengah (E Hutington, 1959: 2003).
Geografi sejarah adalah studi tentang manusiafisikfiksi geografi, teoritis, dan "nyata" dari masa lalu. Studi geografi sejarah  mempelajari berbagai macam isu dan topik. Sebuah tema umum adalah studi tentang geografi dari masa lalu dan bagaimana perubahan tempat atau daerah melalui waktu. Geografi sejarah banyak mempelajari pola geografis melalui waktu, termasuk bagaimana orang berinteraksi dengan lingkungan mereka, dan menciptakan landskap budaya. Geografi Sejarah berusaha untuk menentukan bagaimana fitur budaya dari berbagai masyarakat di seluruh planet muncul dan berkembang dengan memahami interaksi mereka dalam lingkungan setempat sekitarnya.